Muhammad
Aditya Putra (1B117042)
2KA20
– Pertemuan 4
Teknologi
New Sistem Informasi
4.2.Bandingkan dan jelaskan inovasi apa yang
paling menonjol pada aplikasi transportasi online di Indonesia
Penjelasan
Ojek
online Bisnis kreatif dan inovatif yang memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi yang paling menonjol saat ini adalah Gojek. Yang merupakan industri
baru di Indonesia. Kemampuan melihat peluang usaha dengan memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia patut diacungi jempol. Gojek
adalah pelopor bisnis Ekonomi Kreatif berbasis TIK di Indonesia, dalam waktu
singkat perusahaan tersebut mampu menjadi sorotan masyarakat dan pelaku bisnis
lainnya, sebagian kalangan pemerintahan pun memujinya dan menganggap itu
sebagai ekonomi kreatif. Pro dan kontra di kalangan pelaku bisnis pun muncul,
penolakan dan dukungan datang silih berganti, bahkan demo besar-besaran para
pengemudi taxi, bis, mikrolet yang merasa terusik dan dirugikan dengan hadirnya
Gojek turut mewarnai pro dan kontra kehadiran kedua bisnis kreatif tersebut di
Indonesia. Bahkan menteri perhubungan sempat melarang beroperasinya Gojek,
namun larangan tersebut mendapat perlawanan dan tantangan dari berbagai pihak,
antara lain banyaknya protes dari masyarakat, kalangan akademisi, politikus,
netizen, dan tentu saja para pengemudi Gojek itu sendiri merasa keberatan
dengan larangan tersebut, melihat besarnya penolakan terhadap larangan operasi
Gojek tersebut yang dapat berpotensi menimbulkan gejolak sosial yang mengganggu
stabilitas ekonomi dan sosial Presiden turun tangan sehingga akhirnya larangan
Menteri Perhubungan tersebut dibatalkan. Fenomena Gojek sebagai bagian dari
industri kreatif tersebut yang mendapat sorotan dari berbagai pihak, mulai dari
masyarakat umum, kalangan akademisi, profesional, politisi, aparatur
pemerintahan telah menjadi berita skala nasional dan internasional. Kehadiran
Gojek dengan inovasi dan kreativitas bisnisnya yang membawa manfaat luar biasa
bagi banyak pihak khususnya masyarakat pengguna transportasi inilah yang menginspirasi
penulis untuk membuat artikel dengan judul “Ekonomi Kreatif Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi ala Gojek”.
GO-JEK
GO-JEK
adalah sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia
9gojek.com, 2016). Saat ini Gojek bermitra dengan sekitar 200.000 pengendara
ojek yang berpengalaman dan terpercaya di Indonesia, untuk menyediakan berbagai
macam layanan, termasuk transportasi dan pesan antar makanan. Kegiatan GO-JEK
bertumpu pada tiga nilai pokok:
1.
Kecepatan
2.
Inovasi
3.
Dampak social
Fasilitas
yang didapatkan para Driver GO-JEK bukan hanya dari sistem bagi hasil yang
menguntungkan mereka juga mengatakan bahwa pendapatan mereka meningkat semenjak
bergabung sebagai mitra, mereka juga mendapatkan santunan kesehatan dan
kecelakaan, serta mendapat akses ke lebih banyak pelanggan melalui aplikasi ojek
online Gojek.
Perbandingan :
Perbandingan Ojek
Online Gojek Vs Grab Bagus Mana Pilih Mana ? –
Mungkin itu yang sering ditanyakan Para Pecinta Ojek Di Jakarta Dan Sekitarnya.
Jika beberapa tahun lalu kita masih sering naik kendaraan umum konvensional,
lain ceritanya dengan sekarang. Hampir di setiap tempat kita bisa menjumpai
ojek online yang siap digunakan. Kehadiran ojek online memang membuat kita
mudah ke mana-mana, praktis dan murah. Dari sejumlah penyedia layanan ini,
Go-Jek dan Grab memang masih yang paling menonjol dan bersaing ketat di
Indonesia. Sama-sama identik dengan warna hijau, masing-masing punya senjata
untuk menarik perhatian konsumen. Simak perbandingannya.
Berikut
Perbandingan Ojek Online Gojek Vs Grab
Ojek Online Go-Jek
Saat ini total ada 13 layanan ditawarkan Go-Jek.
Selain layanan utama ojek online Go-Ride, Go-Jek juga menawarkan layanan
Go-Car, Go-Send, Go-Food, Go-Mart, Go-Busway, Go-Tix, Go-Box, Go-Clean,
Go-Glam, Go-Massage, Go-Med dan Go-Auto.
Dengan jumlah armada sekitar 220 ribu driver (per
April 2016), Go-Jek menguasai pasar lokal dengan operasional yang mencakup
hampir semua kota-kota besar di Indonesia. Layanan besutan Nadiem Makarim ini
tersedia di wilayah Jabodetabek, Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Palembang,
Medan, Balikpapan, Yogyakarta, Semarang, Manado, Solo, Samarinda, Malang dan
Batam.
Go-Jek memberlakukan jam sibuk atau rush hour yakni
pada pagi hari 06.00-09.00 dan sore 16.00-19.00. Di jam ini, tarif akan lebih
mahal sekitar Rp 5.000 dari jam normal.
Untuk menarik minat konsumen, Go-Jek merayu
pelanggannya dengan menawarkan diskon tarif perjalanan 50% jika membayar dengan
uang elektronik Go-Pay. Sejauh ini, promosi tersebut masih berlaku hingga
Januari 2017. Promosi ini juga dilakukan Go-Jek untuk mendorong lebih banyak
orang beralih ke cashless experience alias non tunai.
Berbicara pengalaman menggunakan aplikasi,
sayangnya pada aplikasi Go-Jek masih kerap ditemui eror. Terkadang, orderan
driver tersendat atau malah terjadi dobel order yang sering membingungkan
pengguna dan driver.
Untuk komunikasi di antara driver dan penumpang,
Go-Jek masih mengandalkan konektivitas selular. Jadi, ini akan memakan pulsa
tambahan di luar paket data internet ketika driver dan penumpang perlu menelepon
atau SMS. Di sisi lain, hal ini memungkinkan nomor telepon penumpang bisa
diketahui driver.
Catatan lainnya, pada aplikasi Go-Jek tidak
dicantumkan plat nomor kendaraan driver, sehingga menyulitkan pengguna
menemukan driver yang menjemput mereka. Kondisi ini dipersulit dengan
ketidakdisiplinan beberapa driver yang tidak menggunakan seragam.
Ojek Online Grab
Grab saat ini menawarkan tujuh layanan, GrabBike,
GrabCar, GrabHitch, GrabExpress, GrabFood, GrabTaxi Promo dan GrabTaxi.
Jumlah armadanya kurang lebih 250 ribu (data April
2016), namun angka itu mencakup penyebarannya di Asia Tenggara. Startup yang
dipimpin Anthony Tan ini masih kalah dengan dominasi armada Go-Jek di pasar
lokal.
Grab memang tak hanya fokus di Indonesia, melainkan
mengincar pasar Asia Tenggara. Layanan ride sharing tersebut saat ini hadir di
Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, Vietnam dan Filiphina.
Sebagai pesaing Go-Jek, Grab berupaya mengambil
hati konsumen dengan memberikan berbagai diskon secara agresif. Grab kerap
membuat kampanye tematik yang memasukkan kode tertentu untuk mendapatkan
diskon, bahkan menggratiskan tarif perjalanan.
Sama seperti Go-Jek, Grab juga memberlakukan jam
sibuk atau rush hour yakni pada pagi hari 06.00-09.00 dan sore 16.00-19.00. Di
jam ini, tarif akan lebih mahal sekitar Rp 5.000 dari jam normal.
Grab Masnya, salah satu kampanye promosi Grab
GrabMasnya, salah satu kampanye promosi diskon Grab
Beralih ke pengalaman menggunakan aplikasi, harus
diakui aplikasi Grab relatif lebih smooth dan minim terjadi eror dibandingkan
dengan Go-Jek. Nilai plusnya, Grab juga punya fitur chat dan panggilan telepon
di dalam aplikasi.
Jadi, tidak perlu biaya tambahan (koneksi seluler)
ketika harus menelepon atau SMS, karena berbasis data internet. Fitur
komunikasi ini membuat driver maupun penumpang tidak saling tahu nomor telepon
sehingga privasi lebih terjaga.
Grab juga mencantumkan plat nomor kendaraan si
driver pada aplikasinya, sehingga memudahkan penumpang menemukan driver yang
menjemput. Di sisi lain, rata-rata driver Grab juga terbilang lebih disiplin
menggunakan seragam sebagai salah satu tanda pengenalnya.
Saya sendiri sering menggunakan Go-Jek dalam perjalanan
harian saya bekerja dari stasiun Pasar Senen Jakarta Kota ke lokasi tempat
kerja saya di daerah Jakarta Barat dengan biaya kisaran Rp 30.000 sd Rp 35.000
setelah dikurangi potongan Rp 10.000 karena saya menggunakan auto debet saldo
top cash. Jarak tempuh sekitar 16 km.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar