Muhammad Aditya Putra - 1B117042
Ilmu Budaya Dasar# - 4KA44
Culture Shock
Penjelasan :
Istilah culture shock pertama kali diperkenalkan oleh tokoh antropologis Oberg. Menurutnya, culture shock didefinisikan sebagai kegelisahan yang mengendap yang muncul dari kehilangan semua lambang dan simbol yang familiar dalam hubungan sosial, termasuk didalamnya seribu satu cara yang mengarahkan kita dalam situasi keseharian, misalnya: bagaiman untuk memberi perintah, bagaimana membeli sesuatu, kapan dan di mana kita tidak perlu merespon. Deddy Mulyana lebih mendasarkan cultural shock sebagai benturan persepsi yang diakibatkan penggunaan pesepsi berdasarkan faktor-faktor internal (nilai-nilai budaya) yang telah dipelajari orang yang bersangkutan dalam lingkungan baru yang nilai-nilai budayanya berbeda dan belum ia pahami. Di indonesia cultural shock sering disebut dengan istilah gegar budaya di mana seseorang mengalami goncangan perasaan (kecemasan) yang diakibatkan oleh perbedaan nilai kebudayaan baru yang tidak sesuai dengan pola nilai kebudayaan yang sudah di anutnya sejak lama.
Meskipun ada berbagai variasi reqaksi terhadap culture hock, dan perbedaan jangka waktu penyesuaian diri, sebagian besar literatur menyatakan bahwa orang biasanya melewati 4 tingkatan culture shock. Keempat tingkatan ini dapat digambarkan dalam bentuk kurva u, sehingga disebut u-curve.
- Fase optimistic, fase pertama yang digambarkan berada pada bagian kiri atas dari kurva U. fase ini berisi kegembiraan, rasa penuh harapan, dan euphoria sebagai antisipasi individu sebelum memasuki budaya baru
- Masalah cultural, fase kedua di mana maslah dengan lingkungan baru mulai berkembang, misalnya karena kesulitan bahasa, system lalu lintas baru, sekolah baru, dll. Fase ini biasanya ditandai dengan rasa kecewa dan ketidakpuasan. Ini adalah periode krisis daalm culture shock. Orang menjadi bingung dan tercengan dengan sekitarnya, dan dapat menjadi frustasi dan mudah tersinggung, bersikap permusuhan, mudah marah, tidak sabaran, dan bahkan menjadi tidak kompeten.
- Fase recovery, fase ketiga dimana orang mulai mengerti mengenai budaya barunya. Pada tahap ini, orang secara bertahap membuat penyesuaian dan perubahan dalam caranya menanggulangi budaya baru. Orang-orang dan peristiwa dalam lingkungan baru mulai dapat terprediksi dan tidak terlalu menekan.
- Fase penyesuaian, fase terakhir, pada puncak kanan U, orang telah mengertpi elemen kunci dari budaya barunya (nilai-nilai, adapt khusus, pola keomunikasi, keyakinan, dll). Kemampuan untuk hidup dalam 2 budaya yang berbeda, biasanya uga disertai dengan rasa puas dan menikmati. Namun beberapa ahli menyatakan bahwa, untuk dapat hidup dalam 2 budaya tersebut, seseorang akan perlu beradaptasi kembali dengan budayanya terdahulu, dan memunculkan gagasan tentang W curve, yaitu gabungan dari 2 U curve.
Contoh Kerjadian :
Contoh yang saya alami yaitu ketika saya memasuki dunia baru, yaitu dunia perkulihaan. berikut dibawah ini contoh fase berdasarkan tingkatan yang saya alami
- Fase Optimistic
Pada fase ini yaitu fase pertama yang berisi harapan, kegembiraan dan euphoria. yang rasakan pada fase ini ialah harapan saya didunia baru perkulihan dengan harapan yang begitu tinggi yaitu tentang keseriusan belajar, berkenalan dan bergaul dengan orang - orang baru dari berbagai daerah, . saya sangat antusias sekali. - Fase Curtula
Pada fase ini dimana mulainya masalah mulai bermunculan seperti kesulitan bergaul, kesulitan perbedaan bahasa dan beradaptasi. begitu memasuki fase ini saya merasakan ternyata memang begitu sulit menyatukan orang - orang dari latar belakang budaya, bahasa, dan agama. apalagi menyangkut agama itu sangat kristis sekali. tapi disini lah yang menariknya saya mendapatkan banyak pengalaman walaupun semua harapan awal saya tidak terwujud dan saya mulai menyadari itu pada fase ini. - Fase Recorvery
pada fase ini biasanya orang mulai mengerti mengenai dunia barunya, mungkin yang saya rasakan ketika saya mulai tidak begitu kaget dengan perbedaan budaya, bahasa, atau pun agama. contoh kecilnya ketika bergaul dengan orang yang budayanya agak keras dan gaya bicaranya agak keras saya tidak terlalu kaget karena lambat laun saya mulai sadar kalau itu adalah kebiasaan dia yang sudah biasa bagi dia. - Fase Penyesuaian
Ketika memasuki pada fase ini saya mulai bisa menikmati perbedaan dan mendapatkan banyak hal baru dari dunia baru. saya jadi mengetahui budaya dari daerah masing - masing teman saya, sikap toleransi kepada kepercayaan masing - masing yang mereka peluk, cara mereka berbahasa dan lainnya. lambat laun itu menjadi hal yang sangat menarik dan sayang jika tidak dinikmati. banyak hal baru yang baru yang saya dapat di dunia perkuliahan selain dari pelajarannya.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar