I.
Proses perbedaan berdasarkan
kekuasaan dan berdasarkan wewenang
Kekuasaan
dan wewenang ,terkadang banyak dari kita yang sulit untuk membedakan atau kita
menyamakan keduanya dengan arti yang tidak jauh berbeda dan tidak memiliki
banyak perbedaan, namun sebenarnya antara Kekuasaan Dan wewenang memilki
pengertian yang jauh berbeda walaupun ada sedikit persamaan,oleh karena itu
kita akan membahas satu persatu arti dari keduanya.
Terdapat
dua pandangan terhadap wewenang :
Pandangan
klasik (classical view)
Wewenang
datang dari tingkat paling atas, kemudian secara bertahap diturunkan
ke tingkat yang lebih bawah
Pandangan
penerimaan (acceptance view)
Sudut pandang wewenang adalah penerima perintah, bukannya pemberi perintah.Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah dipatuhi olehpenerima perintah. Penerima perintah akan
menentukan apakah akan menerima perintah atau tidak.
Menurut
Chester I. Bernard seseorang akan memenuhi perintah
apabila dipenuhi empat kondisi berikut:
- · Dia dapat memahami komunikasi
- · Dia percaya bahwa perintah tersebut tidak bertentangan dengan tujuan organisasi Perintah tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan secara keseluruhan, dan
- Secara fisik dan mental mampu menjalankan perintah tersebut.
Sedangkan
arti dari kekuasaan adalah kemampuan untuk
menggunakan pengaruh pada orang lain; artinya
kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga
berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau
kejadian. Kekuasaan tidak sama
dengan wewenang,wewenang tanpa kekuasaan
atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik
dalam organisasi.
Secara
umum ada dua bentuk kekuasaan:
1. Kekuasaan pribadi, kekuasaan yang didapat dari para pengikut dan didasarkan
pada seberapa besar pengikut mengagumi, respek dan terikat pada pemimpin.
2. Kedua kekuasaan posisi,
kekuasaan yang didapat dari wewenang formalorganisasi.Kekuasaan tidak
begitu saja diperoleh individu, ada 5 sumber kekuasaan menurut John
Brench dan Bertram Raven, yaitu :
Ø Kekuasaan menghargai
(reward power)
Kekuasaan
yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi
penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan
perintah. (bonus sampai senioritas atau persahabatan)
Ø Kekuasaan memaksa (coercive
power)
Kekuasaan
berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang dipengaruhi kalau
tidak memenuhi perintah atau persyaratan. (teguran sampai hukuman).
Ø Kekuasaan sah (legitimate
power)
Kekuasaan
formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari pengakuan
seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh
sampai pada batas tertentu.
Ø 4. Kekuasaan
keahlian (expert power)
Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh
mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang yang
dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli).
Ø Kekuasaan rujukan (referent
power)
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan pada indentifikasi
pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi. (karisma,
keberanian, simpatik dan lain-lain).
Jadi,
Wewenang dapat kita artikan sebagai hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah
orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar mencapai tujuan
tertentu sedangkan Kekuasaan adalah kemampuan untuk
menggunakan pengaruh pada orang lain; artinya
kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok
Perbedaan
ada pada kata hak dan kemampuan,jika dalam wewenang kita dapat menggunakan hak
kita untuk memerintah dan mengatur orang lain sedangkan dalam kekuasaan ,kita memang
memiliki kemampuan untuk mengatur atau memerintah orang lain.
II.
Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan
alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah
diterapkan (Turban, 2005). Pada dasarnya pengambilan keputusan merupakan suatu
bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih, yang
prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan suatu
keputusan yang terbaik (Simon,1980).
Penyelesaian
masalah adalah suatu bentuk aktifis dimana
individu atau organisasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan harus membuat seleksi
dari beberapa langkah alternatif untuk mencapai tujuan tersebut (Gass, 1985).
Penyelesaian masalah dengan alternatif ini dilakukan oleh pengambil keputusan.
Pengambilan keputusan adalah seorang individu yang tidak
merasa puas dengan situasi yang ada atau dengan prospek situasi mendatang dan
yang mempunyai otoritas untuk berinisiatif dalam mengambil langkah untuk
menanggulangi keadaan tersebut (Kuswardani,2006).
Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan meliputi empat tahap yang saling berhubungan dan berurutan (Simon, 1980). Empat proses tersebut
adalah :
1.
Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan
pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data
masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.
2.
Design
Tahap ini adalah proses menemukan,
mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap
ini meliputi proses untuk mengertimasalah, menurunkan solusi, dan menguji
kelayakan solusi.
3.
Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan
diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin akan dijalankan. Tahap ini
meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model
yang telah dibuat. Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel
hasil pada alternatif yang dipilih.
4.
Implementation
Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan
dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini diperlukan untuk menyusun
serangkian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan
disesuaikan apabila diperlukan perbaikan.
III.
Cara / Teknik – Teknik pengambilan
Keputusan
Pengambilan keputusan adalah sebuah proses
menentukan sebuah pilihan dari berbagai alternative pilihan yang tersedia.
Seseorang terkadang dihadapkan pada suatu keadaan dimana ia harus menentukan
pilihan (keputusan) dari berbagai alternatif yang ada. Proses ini terkadang
amatlah rumit karena berdampak pada dirinya dan lingkungan sekitarnya. Seorang
pimpinan produksi memutuskan untuk mengurangi produksi di saat kondisi
perekonomian sedang buruk, seorang jenderal memutuskan untuk melakukan serangan
endadak karena tahu bahwa musuh sedang tidap siap dan siaga. Masih banyak
contoh-contoh lainnya yang terkait dengan pengambilan keputusan dalam kehidupan
sehari-hari.
Teknik-teknik Pengambilan Keputusan:
Teknik Kreatif
a. Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan
mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan
para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
b. Synectics
Didasarkan pada asumsi
bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk
meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok
Teknik Partisipatif
Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan.
Teknik Modern
Teknik Delphi
Teknik atau proses Delphi, pertama kali dikembangkan
oleh N. C. Dalkey, Helmer, dan rekan pada tahun 1950an dan 1960an dalam Rand
Corporation, yang pada saat sekarang terkenal sebagai suatu teknik untuk
membantu pengambilan keputusan-keputusan yang mengandung risiko dan
ketidakpastian, misal forecasting jangka panjang. Teknik Delphi termasuk
ke dalam teknik pengambilan keputusan modern yang merangsang kreativitas dengan
menggunakan pertimbangan berdasarkan gagasan orang lain untuk mencapai
Konsensus dalam pengambilan keputusan kelompok. Teknik ini juga merupakan salah
satu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan stratejik.
Teknik Delphi yang didasarkan pada sebuah proses
ter-struktur untuk mengumpulkan dan membawa pengetahuan dari sekelompok
ahli dengan cara serangkaian kuesioner maupun yang di-kontrol dengan pendapat
umpan balik (Adler dan Ziglio, 1996). Menurut Helmer (1977) Delphi
merupakan perangkat komunikasi yang berguna di antara sekelompok ahli sehingga
memudahkan pembentukan kelompok itu.
Teknik Delphi merupakan latihan dalam kelompok
komunikasi antara panel secara geografis ahli (Adler dan Ziglio, 1996) yang
memungkinkan para ahli teknik sistematis untuk menangani masalah kompleks
dengan suatu tugas. Inti dari teknik ini cukup mudah, yaitu terdiri dari
serangkaian kuesioner dikirim baik lewat mail atau melalui sistem
komputerisasi, untuk pra-ahli yang dipilih grup. Kuesioner ini dirancang untuk
mendapat tanggapan dan pengembangan individu sebagai cara untuk menimbulkan
masalah yang nantinya akan diperbaiki oleh pra-ahli.
Partisipan untuk teknik Delphi tidak saling kenal
satu sama lain. Biasanya secara fisik berjauhan dan tidak saling bertemu. Semua
komunikasi antar partisipan dengan cara kuesioner dan umpan balik dari pemantau
seorang Staf.
2. Teknik Kelompok Nominal
Teknik kelompok nominal (selanjutnya dipakai
singkatan TKN) adalah salah satu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan
yang lebih jarang dipakai dibanding dengan teknik sumbang saran. Teknik ini
dikembangkan oleh Dellbecq dan Van de Ven pada tahun 1968 (Delbecq, et all.,
1975), dimaksudkan sebagai suatu cara untuk mengumpulkan pandangan dan
penilaian perorangan dalam suasana ketidakpastian dan ketidaksepakatan mengenai
inti persoalan suatu masalah, lalu mencari jalan penyelesaian yang terbaik.
Teknik kelompok nominal adalah proses terstruktur
ini mengharuskan anggota kelompok menulis gagasan/ide secara perseorangan,
kemudian melaporkannya kepada kelompok (Departemen dalam Negeri). Teknik
mengurangi adanya penyesuaian sementara memaksimalkan partisipasi. Bentuk
pembuatan keputusan ini adalah proses mengulangi pernyataan yang meminimisir
penyesuaian (conformity) dan menggerakkan peserta untuk mengambil keputusan
yang dapat mereka dukung.
IV.
Apa
Yang Dimakud Dengan “One Way Traffic”
One Way Traffic adalah komunkasi satu arah yang artinya komunikasi ini
terjadi jika seseorang mengirim berita tidak bermaksud untuk menerima umpan
balik (respon) dari orang yang menerimanya secara langsung. Jadi hanya
bermaksud memberikan informasi atau menyampaikan perintah dari atasan untuk
dikerjakan karyawan.
A B
A : Si pengirim berita
B : Si penerima berita
Sementara Two Way Traffic komunikasi yang terjadi
antara seseorang dengan orang lain dimana kedua orang tersebut sama-sama aktif
dalam memberikan tanggapan. Jadi baik komunikator maupun komunikan sama-sama
aktif dalam berinteraksi.
Two way traffic ini biasanya dilakukan di antara
sesama teman atau sesama karyawan yang berada dalam tingkatan struktur
organisasi yang sama.
A B
A : Si pengirim berita
B : Si penerima berita
V.
Mengklasifikasi
Hambatan dalam Komunikasi
Faktor hambatan yang
biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai
berikut:
1. Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan
terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi,
keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan
adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi,
sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih
efisien.
2. Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau
idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang
diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi
tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.
Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih
kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta
melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap
kata-kata yangdigunakannya.
3. Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh
orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.
Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini mencakup :
Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan
persepsi, umur, keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan, pencarian
informasi, penyaringan informasi.
Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau
lingkungan sosial dan budaya, seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai
yang dianut.
VI.
Komunikasi
Dalam Koordinasi Hubungan Kerjasama
Komunikasi dalam koordinasi untuk hubungan kerja
sama sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa
berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah
wawsan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk
membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah
membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.
Dengan komunikasi dalam
koordinasi yang baik dalam suatu organisasi, maka akan menghasilkan hasil yang
baik pula, serta lebih maksimal dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu
dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemimpin dengan bawahan, ataupun sesama
anggota yang ada dalam suatu organisasi. Intinya adalah harus ada kerjasama
yang baik antar semua komponen yang ada dalam suatu organisasi.
Di bawah ini ada beberapa pendapat yang mendefinisikan komunikasi secara
terpisah di antaranya:
a. Keith Davis
Communication is the process of passing information and understanding from one
person to another.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dan peengertian dari satu
orang ke orang yang lain.
b. Chester I Barnard
Komunikasi adalah suatu alat dimana orang-orang yang bersangkutan saling
berhubungan satu sama lain dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan umum.
c. Koontz O’Donnell
Komunikasi adalah sebagai suatu pemindahan informasi dari satu orang ke orang
yang lain.
Dari ketiga pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa di dalam komunikasi harus
mencakup tiga hal penting agar komunikasi tersebut berhasil baik:
1. Harus ada si pembawa berita ata biasa disebut komunikator (sender).
2. Harus ada si penerima berita atau biasa disebut komunikan (receiver).
3. Berita atau informasi yang disampaikan.
Dalam suatu organisasi komunikasi dilakukan untuk menyampaikan berita, perintah
dari atasan, pemberitahuan kebijaksanaan perusahaan, ataupun untuk menanggapi
masalah bawahan atau keluhan bawahan. Dengan demikian, keluhan, masalah maupun
informasi yang diperlukan antarkaryawan maupun antar atasan-bawahan bisa
dilakukan atau diselesaikan dengan baik.
Adapun agar komunikasi yang dilakukan antar dua orang atau lebih bisa berhasil
baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Jelas, yaitu dinyatakan ke dalam bahasa yang dimengerti oleh si penerima.
2. Tepat dalam hal orang yang dituju untuk diberi berita atau onformasi yang
perlu disampaikan.
3. Sasaran tujuan pemberian berita atau informasi sebaiknya sesuai dengan yang
diharapkan si pengirim.
Biasanya seseorang yang melakukan komunikasi dengan seseorang mempunyai tujuan
yang berbeda-beda tergnatung pada maksud pribadi seseorang. Seseorang yang
melakukan komunikasi dengan orang lain bisa bertujuan untuk memberikan
informasi kepada orang yang menerima berita tersebut, bisa juga seseorang yang
melakukan komunikasi dengan orang lain karena bertujuan memperoleh berita yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaannya, tetapi bisa juga seseorang yang
melakukan komunikasi dengan orang lain karena bertujuan merundingkan sesuatu
atau musyawarah untuk mencapai persetujuan di antara mereka.
Referensi :
Nama Kelompok :
Muhammad Aditya Putra ( 37114049 )
Achmad Fadilah ( 30114105)
Reksa Alfiandi ( 39114019 )
Kelas: 1DB03
Manajemen Informatika
Muhammad Aditya Putra ( 37114049 )
Achmad Fadilah ( 30114105)
Reksa Alfiandi ( 39114019 )
Kelas: 1DB03
Manajemen Informatika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar