Selasa, 09 Januari 2018

Tugas 4.2 (Inovasi SI & New Technology)

Muhammad Aditya Putra (1B117042)
2KA20 – Pertemuan 4

Teknologi New Sistem Informasi



4.2.Bandingkan dan jelaskan inovasi apa yang paling menonjol pada aplikasi transportasi online di Indonesia


Penjelasan
Ojek online Bisnis kreatif dan inovatif yang memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang paling menonjol saat ini adalah Gojek. Yang merupakan industri baru di Indonesia. Kemampuan melihat peluang usaha dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia patut diacungi jempol. Gojek adalah pelopor bisnis Ekonomi Kreatif berbasis TIK di Indonesia, dalam waktu singkat perusahaan tersebut mampu menjadi sorotan masyarakat dan pelaku bisnis lainnya, sebagian kalangan pemerintahan pun memujinya dan menganggap itu sebagai ekonomi kreatif. Pro dan kontra di kalangan pelaku bisnis pun muncul, penolakan dan dukungan datang silih berganti, bahkan demo besar-besaran para pengemudi taxi, bis, mikrolet yang merasa terusik dan dirugikan dengan hadirnya Gojek turut mewarnai pro dan kontra kehadiran kedua bisnis kreatif tersebut di Indonesia. Bahkan menteri perhubungan sempat melarang beroperasinya Gojek, namun larangan tersebut mendapat perlawanan dan tantangan dari berbagai pihak, antara lain banyaknya protes dari masyarakat, kalangan akademisi, politikus, netizen, dan tentu saja para pengemudi Gojek itu sendiri merasa keberatan dengan larangan tersebut, melihat besarnya penolakan terhadap larangan operasi Gojek tersebut yang dapat berpotensi menimbulkan gejolak sosial yang mengganggu stabilitas ekonomi dan sosial Presiden turun tangan sehingga akhirnya larangan Menteri Perhubungan tersebut dibatalkan. Fenomena Gojek sebagai bagian dari industri kreatif tersebut yang mendapat sorotan dari berbagai pihak, mulai dari masyarakat umum, kalangan akademisi, profesional, politisi, aparatur pemerintahan telah menjadi berita skala nasional dan internasional. Kehadiran Gojek dengan inovasi dan kreativitas bisnisnya yang membawa manfaat luar biasa bagi banyak pihak khususnya masyarakat pengguna transportasi inilah yang menginspirasi penulis untuk membuat artikel dengan judul “Ekonomi Kreatif Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ala Gojek”.
GO-JEK
GO-JEK adalah sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia 9gojek.com, 2016). Saat ini Gojek bermitra dengan sekitar 200.000 pengendara ojek yang berpengalaman dan terpercaya di Indonesia, untuk menyediakan berbagai macam layanan, termasuk transportasi dan pesan antar makanan. Kegiatan GO-JEK bertumpu pada tiga nilai pokok:
1.                   Kecepatan
2.                   Inovasi
3.                   Dampak social
Fasilitas yang didapatkan para Driver GO-JEK bukan hanya dari sistem bagi hasil yang menguntungkan mereka juga mengatakan bahwa pendapatan mereka meningkat semenjak bergabung sebagai mitra, mereka juga mendapatkan santunan kesehatan dan kecelakaan, serta mendapat akses ke lebih banyak pelanggan melalui aplikasi ojek online Gojek.
Perbandingan :
Perbandingan Ojek Online Gojek Vs Grab Bagus Mana Pilih Mana ? – Mungkin itu yang sering ditanyakan Para Pecinta Ojek Di Jakarta Dan Sekitarnya. Jika beberapa tahun lalu kita masih sering naik kendaraan umum konvensional, lain ceritanya dengan sekarang. Hampir di setiap tempat kita bisa menjumpai ojek online yang siap digunakan. Kehadiran ojek online memang membuat kita mudah ke mana-mana, praktis dan murah. Dari sejumlah penyedia layanan ini, Go-Jek dan Grab memang masih yang paling menonjol dan bersaing ketat di Indonesia. Sama-sama identik dengan warna hijau, masing-masing punya senjata untuk menarik perhatian konsumen. Simak perbandingannya.
Berikut Perbandingan Ojek Online Gojek Vs Grab

Ojek Online Go-Jek
Saat ini total ada 13 layanan ditawarkan Go-Jek. Selain layanan utama ojek online Go-Ride, Go-Jek juga menawarkan layanan Go-Car, Go-Send, Go-Food, Go-Mart, Go-Busway, Go-Tix, Go-Box, Go-Clean, Go-Glam, Go-Massage, Go-Med dan Go-Auto.
Dengan jumlah armada sekitar 220 ribu driver (per April 2016), Go-Jek menguasai pasar lokal dengan operasional yang mencakup hampir semua kota-kota besar di Indonesia. Layanan besutan Nadiem Makarim ini tersedia di wilayah Jabodetabek, Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Palembang, Medan, Balikpapan, Yogyakarta, Semarang, Manado, Solo, Samarinda, Malang dan Batam.
Go-Jek memberlakukan jam sibuk atau rush hour yakni pada pagi hari 06.00-09.00 dan sore 16.00-19.00. Di jam ini, tarif akan lebih mahal sekitar Rp 5.000 dari jam normal.
Untuk menarik minat konsumen, Go-Jek merayu pelanggannya dengan menawarkan diskon tarif perjalanan 50% jika membayar dengan uang elektronik Go-Pay. Sejauh ini, promosi tersebut masih berlaku hingga Januari 2017. Promosi ini juga dilakukan Go-Jek untuk mendorong lebih banyak orang beralih ke cashless experience alias non tunai.
Berbicara pengalaman menggunakan aplikasi, sayangnya pada aplikasi Go-Jek masih kerap ditemui eror. Terkadang, orderan driver tersendat atau malah terjadi dobel order yang sering membingungkan pengguna dan driver.
Untuk komunikasi di antara driver dan penumpang, Go-Jek masih mengandalkan konektivitas selular. Jadi, ini akan memakan pulsa tambahan di luar paket data internet ketika driver dan penumpang perlu menelepon atau SMS. Di sisi lain, hal ini memungkinkan nomor telepon penumpang bisa diketahui driver.
Catatan lainnya, pada aplikasi Go-Jek tidak dicantumkan plat nomor kendaraan driver, sehingga menyulitkan pengguna menemukan driver yang menjemput mereka. Kondisi ini dipersulit dengan ketidakdisiplinan beberapa driver yang tidak menggunakan seragam.
Ojek Online Grab
Grab saat ini menawarkan tujuh layanan, GrabBike, GrabCar, GrabHitch, GrabExpress, GrabFood, GrabTaxi Promo dan GrabTaxi.
Jumlah armadanya kurang lebih 250 ribu (data April 2016), namun angka itu mencakup penyebarannya di Asia Tenggara. Startup yang dipimpin Anthony Tan ini masih kalah dengan dominasi armada Go-Jek di pasar lokal.
Grab memang tak hanya fokus di Indonesia, melainkan mengincar pasar Asia Tenggara. Layanan ride sharing tersebut saat ini hadir di Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, Vietnam dan Filiphina.
Sebagai pesaing Go-Jek, Grab berupaya mengambil hati konsumen dengan memberikan berbagai diskon secara agresif. Grab kerap membuat kampanye tematik yang memasukkan kode tertentu untuk mendapatkan diskon, bahkan menggratiskan tarif perjalanan.
Sama seperti Go-Jek, Grab juga memberlakukan jam sibuk atau rush hour yakni pada pagi hari 06.00-09.00 dan sore 16.00-19.00. Di jam ini, tarif akan lebih mahal sekitar Rp 5.000 dari jam normal.
Grab Masnya, salah satu kampanye promosi Grab GrabMasnya, salah satu kampanye promosi diskon Grab
Beralih ke pengalaman menggunakan aplikasi, harus diakui aplikasi Grab relatif lebih smooth dan minim terjadi eror dibandingkan dengan Go-Jek. Nilai plusnya, Grab juga punya fitur chat dan panggilan telepon di dalam aplikasi.
Jadi, tidak perlu biaya tambahan (koneksi seluler) ketika harus menelepon atau SMS, karena berbasis data internet. Fitur komunikasi ini membuat driver maupun penumpang tidak saling tahu nomor telepon sehingga privasi lebih terjaga.
Grab juga mencantumkan plat nomor kendaraan si driver pada aplikasinya, sehingga memudahkan penumpang menemukan driver yang menjemput. Di sisi lain, rata-rata driver Grab juga terbilang lebih disiplin menggunakan seragam sebagai salah satu tanda pengenalnya.
Saya sendiri sering menggunakan Go-Jek dalam perjalanan harian saya bekerja dari stasiun Pasar Senen Jakarta Kota ke lokasi tempat kerja saya di daerah Jakarta Barat dengan biaya kisaran Rp 30.000 sd Rp 35.000 setelah dikurangi potongan Rp 10.000 karena saya menggunakan auto debet saldo top cash. Jarak tempuh sekitar 16 km.

Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar